IDAN HERMANTO, SUKSES DALAM KARIER

Seseorang yang masih muda biasanya menggantung cita-cita setinggi langit. Begitu juga yang dimiliki Idan Hermanto. Ia adalah adalah laki-laki yang memiliki cita-cita tinggi untuk menjalani karier. Pada mulanya, ia adala mahasiswa biasa di sebuah kampus terkenal di Jakarta. Ia tidak melulu menjalani aktivitas kampus. Ia berupaya mengikuti berbagai macam organisasi mahasiswa yang menurutnya dapat menjadikan kariernya melejit.

Pada mulanya, ia percaya bahwa seseorang yang memiliki kerja keras akan mencapai puncak kariernya. Ia lupa bahwa sesunggunya manusia diciptakan dari dua varian, yakni jasmani dan ruhani. Dua unsur itu hanya di jalankan satu, yakni unsur jasmani saja. Dengan etos kerja yang dimiliki, ia merasa perjuangannya akan berhasil. Akan tetapi tidak. Idan menjadi pekerja keras yang aktif di berbagai bidang. Selain aktif di organisasi kampus, ia bekerja sambilan menjadi peneliti.

Perjalanannya itu dirasa sangat mengecewakan sebab, segala sesuatu yang diimpikanya, segala sesuatu yang menjadi mimpinya, pupus ketika ada persaingan ketat dari rivalnya. Ia kala menggapai karier sebagai ketua organisasi di kampusnya. ia merasa malu karena ternyata perjalananan yang dilakukanya sama sekali tak memberikan manfaat, tak memberikan manfaat hidup yang lwbi tegar. Akirnya, di menarik diri dari organisisasi tersebut dan memusatkan perhatianya ke bidang penelitian. Menurutnya, jalan itula yang terbaik bagi dirinya.

Ia meninggalkan shalat. Ia merasa cukup dengan memiliki berbagai macam konsep dan pengetahuan yang bisa mendukung penelitianya. Ia merasa nyaman ketika bekerja di lembaga itu. Ia menggembangkan pemikiranya. Akan tetapi, semua itu hanyalah makanan rasional dan tak memberikan dukungan bagi ruhaniah.

Satu tahun kemudian, ternyata lembaga penelitian tempat Idan bekerja terkena kasus pelik dengan lembaga pemerintaan sehingga pengadilan menyatakan bahwa lembaga itu arus di tutup. ancurla suda karier Idan yang selam ini dibangun, ancurla posisi yang selama ini di banggakan olehnya. Ia kemudian berpikir mengapa setiap meniti karier, selalu saja ada ganjalan. Jiawanya semakin resah.

Ia terus merenung, terus berpikir dalam kondisi yang sedang kebingungan. Menjelang semester akhir, ia menyadari bahwa dirinya harus menyelesaikan kuliah. Ia terdesak oleh berbagai kondisi. Di samping saat itu tidak punya pekerjaan, tuntunan dari keluarga untuk menyelesaikan pendidikannya semakin pelik, sampai tuntunan usia untuk menikah terus mengantui pikiranya.

Ia kemudian datang pada Gus Jamal yang tinggal di pinggiran Jakarta selatan. Ia ceritakan semua pengalaman idupnya pada sosok bijak tersebut. Kata Gus Jamal, "Anda ini belum sempurna menjadi manusia karena hanya memanfaatkan fisik dan rasio belaka. Apakah anda mengira seseorang yang menuhankan rasiolitas akan bahagia??"

"Saya merasakan banyak kebingungan, Gus," jawabnya. "Segala sesuatu yang bersumber dari rasio jika tidak dibarengi dengan spirit dari hati maka akan menjadi sesuatu yang membingungkan. Sumber kebingungan manusia adalah ketika terlalu banyak bertumpu pada pikiran."

Idan hanya mengangguk dan menundukan kepala. Ia mencoba mengingat dan menyesali perbuatan yang dilakukanya selama ini. Kemudian Gus Jamal melanjutkan, "Ketika anda memutuskan untuk mengejar karier dengan cara yang gila hingga anda meninggalkan shalat, apakah hal itu benar? Apakah semua yang anda impikan itu kemudian bisa di raih? Tidak kan? Marilah menjadi manusia yang sempurna."

"Bagai mana caranya, Gus?" Jika anda ingin menjadi manusia yang tenang, maka hendaklah anda menunaikan shalat lima waktu, menunaikan shalat tahajjud yang tekun, kemudian teruslah pupuk etos kerja anda yang tinggi. Niscaya, apa yang anda lakukan akan tercapai. Segala sesuatu yang ada di bumi ini yang mengatur Alla swt. Masa anda mau menggapai karier tanpa dengan izin-Nya? Ya, tidak mungkin. Bisa saja semua itu tercapai, tapi tidak akan membuat anda bahagia."

Ungkapan itu sangat menusuk di hati Idan. Ia kemudian berfikir, merenung, hingga berupaya untuk menyatakan pada dirinya bahwa ia kan menunaikan shalat dengan baik dan juga shalat tahajjud dengan rutin.

"Bangunlah ditenga malam. Mintalah pada Allah yang anda inginkan. Niscaya, Alla akan mengabulkan segala permintaan," Apa dengan itu semua, segala mimpi saya akan tercapai,Gus??"

MIntalah kepada Allah di tengah malam, tapi jangan lupa anda tetap harus memiliki etos kerja yang tinggi, sebab do'a itu tak akan beguna apa-apa jika anda hanya tidur."

Ternyata, Ungkapan Gus Jamal menjadi sebuah asupan tersendiri bagi Idan Hermanto. Mulai saat itulah, ia rajin menuniaikan shalat lima waktu dan tahajjud. Ia juga memupuk etos kerjanya. Ia berupaya memulai lagi kariernya. Ia berupaya menjadikan dirinya sebagai orang yang bermanfaat bagi orang lain. Selama satu taun, ia membiasakan shalat tahajjud. Ia kemudian mendapatkan panggilan untuk menjadi ketua sebua partai politik. Ia pun menekuni kariernya di partai politik hingga akhirnya menjadi anggota DPR pusat. Karier itu dijalaninya dengan kesungguhan, kejujuran.

"Jika anda memiliki impian untuk meniti karier,lakukanlah bukan hanya dengan profesionalisme. Anda bisa menggapainya dengan mempertajam spirit dalam diri. Shalat akan mempengaruhi anda untuk selalu berbuat kebaikan"

0 komentar:

Posting Komentar

 

KISAH PARA TELADAN © 2011 Design by Best Blogger Templates | Sponsored by HD Wallpapers